|
Daun sirgunggu |
Daun dari tumbuhan sirgunggu bertangkai pendek, berbentuk
bulat telur sampai memanjang, tebal dan kaku. Tapi daun beringgit,
bunganya berwarna putih-violet terusun dalam malai. Buah yang berwarna
hijau kehitaman berupa buah batu berbentuk bulat telur.
Tumbuhan obat yang satu
ini ternyata sudah banyak dimanfaatkan masyarakat sejak dulu. Akarnya
diremas-remas halus dan ditelan untuk mendapatkan suara nan jernih.
Seduhan akarnya merupakan ijan asma, bronkhitis, atau sebagai peluruh
air seni (kencing batu).
Bermanfaat untuk
menyegerkan kondisi yang sedang nifas. Sebagai obat luar, daun ditumbuk
dengan adas pulosari untuk encok dan nyeri atau kelelahan pada sendi.
daun mudanya diremas-remas dan ditambah sedikit kapur menjadi obat
gosok. Seduhan daun dengan garam serta temu lawak dapat diminum untuk
perut yang membusung dan sebagai obat cacing. Infus daun tumbuhan ini
sudah diteliti secara invitro mampu menghancurkan batu ginjal. Di
lampung buah masak atau yang masih mentah dikunya bersama sirih untuk
obat batuk berat. Penelitian National Cancer Institut, Wahington
menyatakan, ekstrak air tumbuhan ini aktif sebagai anti-HIV in Vitro.
Kandungan kimia tumbuhan
sirgunggu pada bagian-bagian tubuhnya berbeda-beda. Daunnya mengandung
unsur kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Pada
kulit akarnya terdapat glikosida fenol, manitol, dan sitosteral.
Sementara kulit batangnya mengandung senyawa triterpen, asam ureanulat,
asam kueretaruat, dan asam seratoge.
Proses pengobatan gurah
dilakukan dengan meneteskan cairan rendaman kulit akar ke hidung. Kulit
akar ditumbuk, diseduh dalam air pans, diendapkan semalam lalu
diteteskan kehidung kemudian di telan. Cairan akar itu setelah
diendapkan berwarna coklat kemerahan.
Akhir-akhir ini para
tabib gurah sudah mengemas bahan obat dalam bentuk serbuk atau kapsul.
Penggunanya lebih peraktis dari pada gurah tetes. Di samping bahan poko
sirgunggu, juga ditambah ramuan bahan tumbuhan berkhasiat lainnya.
Tentang bahan tambahan ini, masing-masing tabib mempunyai resep
tersendiri.
Bila "obat" sudah
dimasukan kelubang hidung, pada gurah tetes, pasien yang menjalani gurah
tetes diminta tengkurap. Ia lantas mengeluarkan lendir dan dahak.
Dengan demikian, suaranya diharapkan bisa lebih jernih.
peraktek gurah menarik
dikaji scara ilmiah. untuk itu disiapkan akar sirgunggu dari lokasi yang
sama. Sebagai langkah penelitian awal, bahkan aktifanya diisolasi dan
diuji daya antibakterinya. Dalam hal ini digunakan bakteri Streptocosus
beta haemolyticus, salah satu jenis pencitus penyakit radang
tenggorokan.
Dari hasil isolasi
diperoleh komponen utama dalam kulit akar berupa senyawa falvonoid
dengan 3-OH. Sedangkan pengujian anti bakteri memang menunjukan, senyawa
itu mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptocosus beta
haemolyticus. Namun, daya hambatnya terbilang kecil. Hal ini mungkin
disebabkan khasiat pengeluaran lendir sembari pasien tengkurap, sehinga
bakterinya ikut keluar bersama lendir. Maka nisme nya sendiri masi belum
ditemukan. Dengan demikian, penggunaan sari akar sirgunggu untuk
pengobatan radang tenggorokan perlu dikaji lebih lanjut.